Kiat Hidup Di Jepang


1) Sewaktu menemukan dompet 
Apabila menemukan dompet atau telepon genggam, kebanyakan orang Jepang berpandangan "harus segera melaporkannya kepada polisi". Sementara orang yang kehilangan barang pun segera melapor ke polisi tentang barang yang hilang tersebut, termasuk waktu dan hari kehilangan. Dengan demikian, apabila ada orang yang menemukan barang tersebut dan melaporkannya kepada polisi, maka pihak polisi akan dapat segera menghubungi orang yang kehilangan. Itu sebabnya Ibu Yamada mengatakan "Pokoknya, mari kita laporkan kepada polisi." dalam percakapan hari ini. Jepang mempunyai pos polisi kecil di setiap daerah, yang disebut kôban.

Sistem kôban ini dibuat lebih dari 100 tahun yang lalu untuk menjaga keamanan di Tokyo, lalu meluas ke seluruh negeri. Polisi yang bekerja di kôban disebut dengan panggilan akrab o-mawarisan. Tugas utamanya adalah berpatroli di daerahnya, termasuk segera pergi ke tempat kejadian kecelakaan atau kejahatan, dan membantu anak yang tersesat serta para pemabuk. Jadi kalau Anda suatu saat tersesat di suatu tempat, ingatlah untuk segera ke kôban untuk menanyakan arah.

2) Hubungan pergaulan
Hubungan atau pergaulan yang lancar tanpa masalah, baik dengan atasan maupun dengan rekan sekerja, tentunya akan semakin memuluskan pekerjaan kita.

Pertama-tama, di pagi hari ucapkanlah salam "Selamat pagi" dengan bersemangat. Bahasa Jepangnya: Ohayô gozaimasu. Tidak sopan bila hanya mengucapkan Ohayô saja tanpa gozaimasu kepada rekan sekerja ataupun kepada bawahan.

Ketika ingin menghargai usaha rekan kita, maka ucapkan O-tsukare sama deshita!

Ketika akan pulang meninggalkan kantor lebih dulu daripada yang lain, ucapkanlah: O-saki ni shitsurei shimasu, artinya "Maaf, saya pulang duluan."

Ada lagi ungkapan untuk menghargai usaha orang lain, yaitu Go-kuro sama desu! atau "Terima kasih untuk pekerjaan yang baik." Tetapi ini hanya diucapkan oleh atasan kepada bawahannya. Kita tentu tidak boleh mengucapkan ungkapan tersebut kepada atasan.

3)Yoroshiku onegaishimasu
Bila Anda pernah bekerja atau bergaul dengan orang Jepang, tentunya Anda sering melihat orang Jepang membungkuk mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu. Ungkapan Yoroshiku onegai shimasu tidak hanya dipergunakan untuk memperkenalkan diri saja, melainkan juga ketika kita hendak meminta tolong kepada orang lain.

Misalnya, ungkapan Yoroshiku onegai shimasu kadang-kadang dituliskan di akhir surat atau email. Meskipun tidak ada permintaan tolong secara khusus, tetapi dengan menuliskan Yoroshiku onegai shimasu merupakan cara mengungkapkan salam secara umum yang mencakup semua isi surat atau email. Boleh dikatakan ini merupakan ungkapan Jepang yang sangat khas.

Lalu bagaimana kita menjawab seandainya ada orang yang mengucapkan Yoroshiku onegai shimasu kepada kita? Jawabannya sama: Yoroshiku onegai shimasu!

4) Ko-so-a-do kotoba
 Yang dimaksud dengan Ko-so-a-do kotoba adalah kata tunjuk kore, sore, are dan kata tanya dore yang artinya "yang mana". Kotoba sendiri artinya "kata". Ko-so-a-do kotoba dipergunakan juga untuk menunjukkan tempat. Koko artinya "di sini", soko artinya "di situ", asoko artinya "di sana" dan doko artinya "mana".

Ko-so-a-do kotoba ini sangat berguna karena kita bisa memakainya tanpa perlu lagi menyebutkan kalimatnya secara lengkap. Tetapi tentunya kita harus yakin terlebih dahulu bahwa lawan bicara kita mengerti apa yang kita maksud, karena sering terjadi kesalahpahaman. Misalnya seorang suami mengatakan kepada istrinya, "Ambilkan itu". Yang dimaksud adalah surat kabar, tapi justru sang istri mengambilkan kacamata.

5) Cara menolak sesuatu

Bangsa Jepang sangat mementingkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Untuk itu kita berusaha menghindari cara penolakan yang tegas karena dapat mempengaruhi hubungan baik selama ini.

Misalnya, ketika ditawari makanan yang tidak kita sukai, maka pertama-tama kita harus memperlihatkan penghargaan atas tawaran tersebut dengan mengucapkan Arigatô gozaimasu yang artinya "terima kasih", lalu  setelah itu barulah kata penolakan yang sifatnya mengelak; Chotto..., artinya "nggg....". Kata chotto ini berguna sekali karena bisa dipakai untuk memanggil orang, dan juga bisa dipakai untuk menolak. Ungkapan  yang tidak langsung ini sering dipakai dalam dunia bisnis.

Ungkapan-ungkapan halus seringkali digunakan dalam dunia bisnis. Sebuah ungkapan yang sering dipakai untuk menolak suatu kesepakatan bisnis dengan klien adalah Kentô shitemimasu. Meskipun Kentô shitemimasu pada dasarnya berarti "Saya akan pertimbangkan," ungkapan ini bernuansa "Tolong jangan berharap jawaban positif."

6) Pandangan orang Jepang mengenai waktu

Banyak wisatawan asing yang terkejut ketika mengetahui bahwa jadwal kereta di Jepang semuanya dioperasikan tepat waktu. Memang kebanyakan orang Jepang lebih suka segala sesuatunya berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh produsen jam terkemuka, dalam pertanyaan "berapa menit keterlambatan kereta yang membuat Anda uring-uringan?", sekitar 50% responden menjawab "maksimal lima menit".

Ketika ada janji untuk bertemu, etikanya adalah tiba lima menit sebelum waktu perjanjian. Tak jarang orang yang tiba tepat waktu pun, malah menjadi orang terakhir yang tiba di tempat perjanjian. Apalagi dalam urusan pekerjaan, kita dapat kehilangan kepercayaan apabila kita datang terlambat. Oleh karena itu, apabila ada kemungkinan terlambat, etikanya adalah segera memberitahukan sebelumnya melalui telepon. Ingatlah, kebanyakan orang Jepang akan menjadi uring-uringan apabila ada keterlambatan, meski hanya lima menit saja.

7) Jam kerja kantor

Jam kerja di kebanyakan perusahaan Jepang adalah dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Walaupun akhir-akhir ini sistem "waktu fleksibel" mulai meluas, di mana para karyawan dapat mengatur sendiri jam kerjanya dalam batasan tertentu. Sistem fleksibel ini menjadi populer karena dapat menghindari kepadatan lalu lintas dalam jam kerja biasa, selain karyawan juga bisa bekerja sesuai gaya hidupnya.

Tetapi banyak juga orang yang merasa risi untuk pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, karena melihat atasan dan rekan kerjanya masih bekerja lembur. Nah dalam situasi seperti ini, jangan lupa untuk menenggang rasa kepada mereka yang masih bekerja, dengan mengucapkan O-saki ni shitsurei shimasu sebelum pulang. Artinya "Maaf saya permisi dulu". 

sumber by : NHK 

0 komentar:

Posting Komentar